Selasa, 14 April 2015

ARTIKEL PENDIDIKAN

ANALISIS PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SATUAN PENDIDIKAN SD DI KABUPATEN LEBAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014


Pemanfatan sumber daya dalam proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian, hal ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap upaya pencapaian hasil belajar siswa. Kondisi di dalam kelas  antara guru dan perannya dalam proses pembelajaran tidak sepenuhnya dapat terpantau dengan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu menyadari tentang pentingnya penggunaan berbagai sumber dan metode dalam proses pembelajaran dan pemanfataan teknologi informasi dalam pembelajaran agar hasil belajar tercapai. Analisis ini berusaha memberikan gambaran tentang kondisi real tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru terkait dengan pemanfaatan sumber belajar yang digunakan oleh guru, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran dan penggunaan teknologi informasi dalam menunjang
proses pembelajaran di Kabupaten Lebak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan buku pedoaman, buku paket dan lembar kerja sebagai sumber belajar menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran sedangkan pemanfaatan sumber lainnya seperti bahan dari internet masih belum tergali secara optimal. Kemudian dalam penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak menitikberatkan pada model pembelajaran belajar kelompok dan ceramah dan sedikit guru yang menggunakan metode inovatif lainnya atau metode berbasis projek. Dalam pemanfataan teknologi informasi, sekolah masih minim dalam penggunaan internet, namun untuk penggunaan perangkat komputer hampir separuh guru dapat menggunakan teknologi ini dalam pembelajaran.


Kata Kunci : Sumber belajar, Metode pembelajaran dan teknologi informasi.


A.    Latar Belakang
Dalam pendidikan persekolahan,  proses pembelajaran yang dilakukan antara seorang guru dan siswa didalam kelas meruapakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Dimana proses pembelajaran merupakan element penting dari sebuah pendidikan,  proses pembelajaran yang dilakukan  oleh seorang guru dan siswa meruapakan titik tolak yang akan menentukan keberhasilan dalam pendidikan itu sendiri.
Sehingga peran berbagai faktor yang mendukung terhadap upaya keberhasilan peroses pembelajaran perlu dioptimalkan agar mutu hasil pendidikan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Peranan guru sebagai fasilitator yang didukung dengan berbagai sumber belajar, strategi dan metode yang digunakan serta pemanfaatan teknologi pendidikan diharapkan mampu mencapai hasil (output) lulusan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaann proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Guru tentu akan membutuhkan bahan-bahan sebagai sumber yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, bahan tersebut akan terkait juga dengan ketersedian yang dimiliki oleh guru, lingkungan maupun sekolah. Semakin melimpahnya sumber belajar tentu akan memberikan kemudahan bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran secara optimal.
Banyak sekali sumber yang ada dilingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh seorang guru dewasa ini. Dalam kodisi jaman globalisasi seperti ini memungkinkan siapapun untuk dapat denngan mudah mendapatkan sumber pembelajaran  dimanapun, kapan pun, dan dengan siaapun. Salah satunya adalah kemudahan akses teknologi dan media televisi yang sudah menjangkau seleuruh masyarakat di pedesaan. Dimana dalam hal ini banyak sekali sumber bahan belajar yang dapat dioptimalkan oleh seorang guru maupun siswa dalam memperkaya bahan belajar.
Terkait dengan hal di atas dalam proses pelaksanaannya guru perlu memahami dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan sumber dan capaian hasil belajar yang diharapkan. Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran dalam kelas maupun diluar kelas perlu mempertimbangkan kondisi siswa, bahan belajar, dan hasil diharapkan sehingga penggunanan metode tersebut dapat dilakukan secara efektif.
Selain itu, era dewasa ini merupakan Era informasi sehingga pengenalan peranan teknologi informasi di dunia pendidikan telah mengubah paradigma pembelajaran. Di era ini, menurut UNESCO, lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya dituntut untuk mendorong peserta didik untuk belajar (to learn), tetapi juga dituntut untuk dapat mendorong peserta didik untuk belajar menguasai ilmu (learning to acquire knowledge), mempromosikan aktivitas belajar bertindak (learning to act), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk kehidupan (learning for life), dengan paradigma belajar sepanjang hayat (life long learnng).
Dengan demikian proses pembelajaran tentu akan terkait dengan 3 (tiga) hal yang yaitu : 1), Bagaimana sumber belajar yang digunakan, 1) Bagaimana penerapan metode belajar? dan 3). bagaimana pemanfaatan TIK dalam pembelajaran?. Ketiga hal tersebut yang akan menjadi kajian tulisan ini.

B.     Tujuan
Analisis pemanfaatan sumber belajar, model pembelajaran dan Teknologi Informasi dalam pembelajaran di Satuan Pendidikan SD di Kabupaten Lebak dimaksudkan  untuk memberikan gambaran tentang proses pembelajaran, dilihat dari pemanfaatan sumber belajar, model pembelajaran dan penggunaan TI yang dilakukan diseklah selama ini,  sehingga dengan adanya gambaran kondisi tersebut diharapakan dapat dijadikan bahan sebagai upaya penyususnan program peningkatan mutu pendidikan terutama yang terkait dengan prose pembelajaran.

C.    Sumber Belajar, Model Pembelajaran dan TI dalam Pembelajaran
Sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen teknologi instruksional, Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar-mengajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi instruksional, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan disatukan ke dalam sistem instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan berarah tujuan, yang komponennya meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar.
Yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain). Association Educational Communication and Technology (AECT)  menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan. Sumber belajar yang sengaja direncanakan yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar karena dimanfaatkan yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar.
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Sebagai seorang guru harus memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara  dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa secara optimal.
Sebagai seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Guru yang memiliki motivasi dalam pembelajaran akan selalu berusaha untuk mencari jalan terutama dalam menghadapi permasalahan-permasalahan dalam pembelajarannya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan  hasil belajar peserta didiknya. Sebagai salah satu perkembangan saat ini adalah penggunaan TIK dalam pembelajaran, dengan demikian guru dewasa ini perlu untuk beradaftasi dengan kondisi tersebut. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi sebuah alternatif yang perlu dilakukan bagi seorang guru saat ini dalam proses pembelajaran di kelas.
Potensi TIK sangat besar dalam menunjang optimalisasi sekolah. Oleh karena itu, TIK memiliki peranan di antaranya: 1) memperluas kesempatan belajar;  2). meningkatkan efisiensi belajar; 3). meningkatkan kualitas belajar; 4). meningkatkan kualitas mengajar; 5). memfasilitasi pembentukan keterampilan; 6). mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan; 7). meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen; 8). mengurangi kesenjangan digital.
Selain itu, TIK juga dapat membantu menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi mental siswa, peran penting dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah menyediakan seperangkat media dan alat (tools) untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan siswa, serta tentu saja memberi keterampilan penggunaan teknologi tinggi (advanced skills).
Menurut Reeves (1998) untuk kepentingan pembelajaran di sekolah terdapat dua pendekatan pokok dalam penggunaan teknologi, yaitu para siswa dapat belajar “dari” dan “dengan” teknologi. Belajar “dari” teknologi dilakukan seperti dalam penggunaan computer-based instruction (tutorial) atau integrated learning system. Belajar “dengan” teknologi adalah menggunakan teknologi dalam lingkungan pembelajaran konstruktivisme (contructivist learning environments).
Teknologi (TIK) berperan pada tiga fungsi: pertama menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasyikan (efek emosi). Kedua membekali kecakapan siswa untuk menggunakan teknologi tinggi. Ini menjawab tantangn relevansinya dengan dunia di luar sekolah. Ketiga teknologi berfungsi sebagai learning tools dengan program-program aflikasi dan utilitas, yang selain mempermudah dan mempercepat pekerjaan, juga memperbanyak variasi dan teknik-teknik analisis dan interpretasi.
                   
D.    Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai.  Survai dilakukan kepada seluruh guru tinggkat satuan pendidikan SD di Kabupaten Lebak.  Dalam survai guru diberikan pernyataan terkait dengan Pemanfaatan Sumber Belajar, Model Pembelajaran dan TI dalam Pembelajaran pada Satuan Pendidikan SD di Kabupaten Lebak Tahun Pelajaran 2013/2014. Survai tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi PADAMU (Pangkalan Data Mutu).  Jumlah data terkumpul diperoleh dari 6975 guru atau 733 sekolah SD di Kabupaten Lebak. Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dan analisis secara deskriptif.  


E.     Hasil dan Pembahasan
Deskripsi terhadap analisis dilakukan terhadap beberapa komponen yang terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2013/2014 sebagai berikut :
1.      Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak terlihat dalam grafik sebagai berikut :


Hasil analisis menjukan bahwa pemanfaatan buku pedoman, buku paket dan lembar kerja sebagai sumber belajar menjadi point yang sering dilakukan oleh guru dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran, hal ini memang menjadi ketentuan yang harus dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran dikelas. Buku pedoman dan buku paket merupakan acuan utama dalam melakukan penyiapan bahan pembelajaran, namun guru pemanfaatan bahan lainya masih sedikit terutama bahan dari internet masih belum tergali secara optimal atau bahan lainnya. Seorang guru semestinya melakukan pengembangan sumber belajar dari berbagai sumber untuk memperkaya kajian dan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik.
Penggunaan buku pedoman dan buku teks dalam pembelajaran di dalam kelas oleh guru hampir seluruh guru
Dengan hasil di atas bahwa masih banyak guru yang belum mengoptimalkan berbagai sumber belajar yang ada,  kondisi ini dimungkinkan oleh berbagai faktor, salahsatunya merupakan rendahnya fasilitas yang dimiliki sekolah atau guru itu sendiri dalam mendapatkan sumber beajar. Kemudian akses media dan internet yang terbatas bagi sekolah, kondisi georrafis kabupaten Lebak yang masih banyaknya sekolah yang berada di daerah terpencil juga ikut memberikan dampak terhadap pemanfaatan guru dalam sumber belajar yang ada.


2.      Metode Pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
Penggunaan metode dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak terlihat dalam grafik sebagai berikut :


Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada satuan pendidikan SD di Kabupaten Lebak lebih banyak menggunakan metode belajar kelompok serta ceramah dan diskusi.  Sedangkan untuk metode lainnya guru masih sedikit dalam penggunaannya di dalam kelas, hal ini menunjukan bahwwa variasi dalam penggunaan mengajar guru didalam kelas masih rendah. Pembelajaran inkuiri, penemuan, berbasis masalah, berbasis proyek yang dimana model ini menjadi bagain dalam pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 kondisinya masih kurang dari 50% dalam penggunaannya dalam proses pembelajaran, dimana semestinya dalam proses pembelajaran didalam berbagai variasi metode pembelajaran diatas perlu nampak.
Terdapat 2 (dua) faktor yang dimungkinkan menyebabkan tidak optimalnya guru dalam melakukan variasi pengajaran didalam kelas antara lain kompetensi dan kesiapan sumber daya yang ada.  Rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam pemahaman model pembelajaran tentu memberikan efek terhadap pelaksanaan pembelajaran, pada dasarnya seorang guru perlu memiliki kompetensi profesi yang memadai, dewasa ini masih banyak guru yang memiliki kompetensi dibawah kompetensi yang dipersyaratkan, salah satu contoh untuk melihat kompetensi guru tersebut dapat lihat dari tingkat pendidikan guru tersebut. Yang keudua terkait dengan fasilitas atau sumber daya yang ada, sumber daya yang dapat dimanfaatkan pada dasarnya dapat dengan mudah didapatkan. Sekolah sebenarnya dapat menggunakan fasilitas yang ada dilingkungan sekolah atau masyarakat, asal penggunaannya tersebut dapat mendukung terhadap pembelajaran.

3.      Penggunaan Teknologi Informasi dalam pembelajaran
Penggunaan Teknologi Informasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak terlihat dalam grafik sebagai berikut :


Penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dewasa ini sudah menjadi sebuah keharusan, akses terhadap layanan televisi, internet, radio sudah tersedia sampai ke pelosok negeri sekalipun, masyrakat diberikan kemudahan dalam menangkap akses tersebut. Mungkin hanya daerah tertentu saja yang memang belum teraliri akses ini, untuk pulau jawa sebagain besar dapat dikatan akses tersebut mudah didapatkan dimana pun.  Terkait dengan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran, TIK memiliki peran yang sangat penting dalam meoptimalisasikan pencapaian tujuan belajar. Baik sebagai bahan atau sumber belajar penggunaan TIK dalam pembelajaran sangat membantu sekali. 
Dalam penggunaan TI dalam pembelajaran dari hasil analisis yang dilakukan di Kabupaten Lebak menunjukkan bahwa penggunaan teknologi baik komputer, televisi, internet dan radio masih belum optimal. Untuk penggunaan komputer dalam proses pembelajaran, sekitar 56% proses pembelajaran di sekolah Dasar dapat teknologi ini, hal ini menunjukan sesuatu yang positif bagi sekolah tingkat dasar.

F.     Kesimpulan dan saran
Pemanfatan sumber daya dalam proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian, hal ini sangat penting karena akan berpengaruh terhadap upaya pencapaian hasil belajar siswa karena tidak semua proses pembelajaran dapat terpantau dengan dengan baik. Untuk itu setidaknya guru perlu menyadari tentang pentingnya penggunaan berbagai sumber dan metode dalam proses pembelajaran agar hasil belajar tercapai.  Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terkait dengan pemanfaatan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran dan penggunaan teknologi informasi dalam menunjang proses pembelajaran di kabupaten Lebak menjukkan bahwa pemanfaatan buku pedoaman, buku paket dan lembar kerja sebagai sumber belajar menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran sedangkan pemanfaatan sumber lainnya seperti bahan dari internet masih belum tergali secara optimal. Kemudian dalam penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak menitikberatkan pada model pembelajaran belajar kelompok dan ceramah dan sedikit guru yang menggunakan metode inovatif lainnya atau metode berbasis projek. dalam pemanfataan teknologi informasi, sekolah masih minim dalam penggunaan internet, namun untuk penggunaan perangkat komputer hampir separuh guru dapat menggunakan teknologi ini dalam pembelajaran.
Upaya peningkatan kompetensi perlu dilakukan oleh guru dalam upaya pemanfataan sumber belajar yang lebih optimal. Optimalisasi bahan selain dari buku paket dan pedoman pembelajaran perlu menjadi perhatian, terutama pemanfaatan sumber belajar dari dunia maya. Pemanfaatan sumber belajar ini masih sedikit sekali guru yang mengoptimalkannya. Oleh sebab itu perlu diberikan fasilitasi kepada guru baik berupa peningkatan kompetensi maupun akses kemudahan dalam mendapatkan sumber belajar tersebut oleh sekolah maupun dinas pendidikan terkait. Selain itu juga peningkatan kompetensi guru juga perlu diarahgkan kepada pemahaman dan kreatifitas guru di kelas dalam penerapan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

G.    Daftar Pustaka

Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Reeves, T.C. (1998). The Impact of Media and Technology in School, a Rresearch Report
Rulam. (2009). Peranan Teknologi Informasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Info Diknas.com.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (1990). Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru
Usman, M Basyiruddin dan Asnawir. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.



[1] PTP Muda di LPMP Provinsi Banten

Tidak ada komentar: