ANALISIS
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR, MODEL PEMBELAJARAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PEMBELAJARAN PADA SATUAN PENDIDIKAN SD DI KABUPATEN LEBAK TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Pemanfatan
sumber daya dalam proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian, hal ini
sangat penting karena akan berpengaruh terhadap upaya pencapaian hasil belajar
siswa. Kondisi di dalam kelas antara guru dan perannya dalam proses pembelajaran
tidak sepenuhnya dapat terpantau dengan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu
menyadari tentang pentingnya penggunaan berbagai sumber dan metode dalam proses
pembelajaran dan pemanfataan teknologi informasi dalam pembelajaran agar
hasil belajar tercapai. Analisis
ini berusaha memberikan gambaran tentang kondisi real tentang pembelajaran yang
dilakukan oleh guru terkait dengan pemanfaatan sumber belajar yang digunakan
oleh guru, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran dan
penggunaan teknologi informasi dalam menunjang
proses pembelajaran di Kabupaten
Lebak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan buku pedoaman,
buku paket dan lembar kerja sebagai sumber belajar menjadi hal yang paling sering dilakukan
oleh guru dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran sedangkan pemanfaatan sumber lainnya seperti bahan dari
internet masih belum tergali secara optimal. Kemudian
dalam penggunaan metode pembelajaran
dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak menitikberatkan pada
model pembelajaran belajar kelompok dan ceramah dan sedikit guru yang
menggunakan metode inovatif lainnya atau metode berbasis projek. Dalam
pemanfataan teknologi informasi, sekolah masih minim dalam penggunaan internet,
namun untuk penggunaan perangkat komputer hampir separuh guru dapat menggunakan
teknologi ini dalam pembelajaran.
Kata Kunci :
Sumber belajar, Metode pembelajaran dan teknologi informasi.
A.
Latar Belakang
Dalam
pendidikan persekolahan, proses
pembelajaran yang dilakukan antara seorang guru dan siswa didalam kelas
meruapakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Dimana proses pembelajaran merupakan
element penting dari sebuah pendidikan, proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dan siswa meruapakan titik
tolak yang akan menentukan keberhasilan dalam pendidikan itu sendiri.
Sehingga
peran berbagai faktor yang mendukung terhadap upaya keberhasilan peroses
pembelajaran perlu dioptimalkan agar mutu hasil pendidikan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Peranan guru sebagai fasilitator
yang didukung dengan berbagai sumber belajar, strategi dan metode yang
digunakan serta pemanfaatan teknologi pendidikan diharapkan mampu mencapai
hasil (output) lulusan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaann proses pembelajaran didalam kelas
maupun diluar kelas. Guru tentu akan membutuhkan bahan-bahan sebagai sumber
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, bahan tersebut akan terkait
juga dengan ketersedian yang dimiliki oleh guru, lingkungan maupun sekolah.
Semakin melimpahnya sumber belajar tentu akan memberikan kemudahan bagi guru
dalam melakukan proses pembelajaran secara optimal.
Banyak sekali sumber yang ada dilingkungan sekolah yang
dapat dimanfaatkan oleh seorang guru dewasa ini. Dalam kodisi jaman globalisasi
seperti ini memungkinkan siapapun untuk dapat denngan mudah mendapatkan sumber
pembelajaran dimanapun, kapan pun, dan
dengan siaapun. Salah satunya adalah kemudahan akses teknologi dan media
televisi yang sudah menjangkau seleuruh masyarakat di pedesaan. Dimana dalam
hal ini banyak sekali sumber bahan belajar yang dapat dioptimalkan oleh seorang
guru maupun siswa dalam memperkaya bahan belajar.
Terkait dengan hal di atas dalam proses pelaksanaannya
guru perlu memahami dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
sumber dan capaian hasil belajar yang diharapkan. Pemilihan dan penggunaan
metode pembelajaran dalam kelas maupun diluar kelas perlu mempertimbangkan
kondisi siswa, bahan belajar, dan hasil diharapkan sehingga penggunanan metode
tersebut dapat dilakukan secara efektif.
Selain itu, era dewasa ini merupakan Era informasi sehingga pengenalan peranan teknologi informasi di dunia pendidikan telah mengubah paradigma pembelajaran. Di era
ini, menurut UNESCO, lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya dituntut untuk
mendorong peserta didik untuk belajar (to learn), tetapi juga dituntut
untuk dapat mendorong peserta didik untuk belajar menguasai ilmu (learning
to acquire knowledge), mempromosikan aktivitas belajar bertindak (learning
to act), belajar hidup bersama (learning to live together), dan
belajar untuk kehidupan (learning for life), dengan
paradigma belajar sepanjang hayat (life long learnng).
Dengan demikian proses pembelajaran tentu akan terkait
dengan 3 (tiga) hal yang yaitu : 1), Bagaimana sumber belajar yang digunakan, 1)
Bagaimana penerapan metode belajar? dan 3). bagaimana pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran?. Ketiga hal tersebut yang akan menjadi kajian tulisan ini.
B.
Tujuan
Analisis
pemanfaatan sumber belajar, model pembelajaran dan Teknologi Informasi dalam
pembelajaran di Satuan Pendidikan SD di Kabupaten Lebak dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang proses
pembelajaran, dilihat dari pemanfaatan sumber belajar, model pembelajaran dan
penggunaan TI yang dilakukan diseklah selama ini, sehingga dengan adanya gambaran kondisi
tersebut diharapakan dapat dijadikan bahan sebagai upaya penyususnan program
peningkatan mutu pendidikan terutama yang terkait dengan prose pembelajaran.
C.
Sumber Belajar, Model Pembelajaran
dan TI dalam Pembelajaran
Sumber belajar pada dasarnya
merupakan komponen teknologi instruksional, Teknologi instruksional adalah
proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi di mana kegiatan belajar-mengajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi instruksional,
pemecahan masalah itu berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun
terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan
disatukan ke dalam sistem instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan proses
belajar yang terkontrol dan berarah tujuan, yang komponennya meliputi pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar.
Yang termasuk sumber belajar
adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia,
baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah,
dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset,
videocassette, dan lain-lain). Association Educational Communication and
Technology (AECT) menguraikan bahwa
sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.
Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan
sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan. Sumber belajar yang sengaja
direncanakan yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal. Sumber belajar karena dimanfaatkan yaitu sumber
belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun
dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar.
Model pembelajaran diartikan
sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian model
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran. Saat ini
telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak
alat bantu dalam penerapannya.
Sebagai seorang guru harus memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran
yang tepat bagi peserta
didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan
keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang
ada agar penggunaan model pembelajara dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa secara
optimal.
Sebagai seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan
semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Guru yang memiliki motivasi dalam pembelajaran
akan selalu berusaha untuk mencari jalan terutama dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan dalam pembelajarannya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru
yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti
yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan
dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi
media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru
menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996 : 10) yang
menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar,
memotivasi peserta didik, membuat model instruksional,
mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi.
Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan
ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut
perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar peserta
didiknya. Sebagai salah satu perkembangan saat ini adalah penggunaan TIK dalam
pembelajaran, dengan demikian guru dewasa ini perlu untuk beradaftasi dengan
kondisi tersebut. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi sebuah alternatif
yang perlu dilakukan bagi seorang guru saat ini dalam proses pembelajaran di
kelas.
Potensi TIK sangat besar dalam menunjang optimalisasi sekolah. Oleh
karena itu, TIK memiliki peranan di antaranya: 1) memperluas kesempatan belajar; 2). meningkatkan efisiensi belajar; 3).
meningkatkan kualitas belajar; 4). meningkatkan kualitas mengajar; 5). memfasilitasi
pembentukan keterampilan; 6). mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan; 7).
meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen; 8). mengurangi kesenjangan
digital.
Selain itu, TIK juga dapat membantu menciptakan kondisi belajar
yang kondusif bagi mental siswa, peran penting dari teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran adalah menyediakan seperangkat media dan
alat (tools) untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan siswa, serta tentu
saja memberi keterampilan penggunaan teknologi tinggi (advanced skills).
Menurut Reeves (1998) untuk kepentingan pembelajaran di sekolah
terdapat dua pendekatan pokok dalam penggunaan teknologi, yaitu para siswa
dapat belajar “dari” dan “dengan” teknologi. Belajar “dari” teknologi dilakukan
seperti dalam penggunaan computer-based instruction (tutorial) atau integrated
learning system. Belajar “dengan” teknologi adalah menggunakan teknologi dalam
lingkungan pembelajaran konstruktivisme (contructivist learning environments).
Teknologi (TIK) berperan pada tiga fungsi: pertama menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasyikan (efek emosi). Kedua membekali
kecakapan siswa untuk menggunakan teknologi tinggi. Ini menjawab tantangn
relevansinya dengan dunia di luar sekolah. Ketiga teknologi berfungsi sebagai
learning tools dengan program-program aflikasi dan utilitas, yang selain
mempermudah dan mempercepat pekerjaan, juga memperbanyak variasi dan teknik-teknik
analisis dan interpretasi.
D.
Metode
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode
survai. Survai dilakukan kepada seluruh
guru tinggkat satuan pendidikan SD di Kabupaten Lebak. Dalam survai guru diberikan pernyataan terkait
dengan Pemanfaatan Sumber Belajar, Model
Pembelajaran dan TI dalam Pembelajaran pada Satuan Pendidikan SD di Kabupaten Lebak
Tahun Pelajaran 2013/2014. Survai tersebut dilakukan secara
online melalui aplikasi PADAMU (Pangkalan Data Mutu). Jumlah data terkumpul diperoleh
dari 6975 guru atau 733 sekolah SD di Kabupaten Lebak. Data yang
terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dan analisis secara deskriptif.
E.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi
terhadap analisis dilakukan terhadap beberapa komponen yang terkait dengan
proses pembelajaran yang dilakukan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar di
Kabupaten Lebak tahun pelajaran 2013/2014 sebagai berikut :
1.
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak
terlihat dalam grafik sebagai berikut :
Hasil analisis menjukan
bahwa pemanfaatan buku pedoman, buku paket dan lembar kerja sebagai sumber
belajar menjadi point yang sering dilakukan oleh guru dalam menyiapkan
pelaksanaan pembelajaran, hal ini memang menjadi ketentuan yang harus dilakukan
oleh guru sebelum melakukan pembelajaran dikelas. Buku pedoman dan buku paket
merupakan acuan utama dalam melakukan penyiapan bahan pembelajaran, namun guru
pemanfaatan bahan lainya masih sedikit terutama bahan dari internet masih belum
tergali secara optimal atau bahan lainnya. Seorang guru semestinya melakukan
pengembangan sumber belajar dari berbagai sumber untuk memperkaya kajian dan
bahan yang akan disampaikan kepada anak didik.
Penggunaan buku pedoman
dan buku teks dalam pembelajaran di dalam kelas oleh guru hampir seluruh guru
Dengan hasil di atas
bahwa masih banyak guru yang belum mengoptimalkan berbagai sumber belajar yang
ada, kondisi ini dimungkinkan oleh
berbagai faktor, salahsatunya merupakan rendahnya fasilitas yang dimiliki
sekolah atau guru itu sendiri dalam mendapatkan sumber beajar. Kemudian akses
media dan internet yang terbatas bagi sekolah, kondisi georrafis kabupaten
Lebak yang masih banyaknya sekolah yang berada di daerah terpencil juga ikut
memberikan dampak terhadap pemanfaatan guru dalam sumber belajar yang ada.
2.
Metode Pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
Penggunaan metode dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak terlihat dalam grafik
sebagai berikut :
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada satuan
pendidikan SD di Kabupaten Lebak lebih banyak menggunakan metode belajar
kelompok serta ceramah dan diskusi.
Sedangkan untuk metode lainnya guru masih sedikit dalam penggunaannya di
dalam kelas, hal ini menunjukan bahwwa variasi dalam penggunaan mengajar guru
didalam kelas masih rendah. Pembelajaran inkuiri, penemuan, berbasis masalah,
berbasis proyek yang dimana model ini menjadi bagain dalam pendekatan
pembelajaran dalam kurikulum 2013 kondisinya masih kurang dari 50% dalam
penggunaannya dalam proses pembelajaran, dimana semestinya dalam proses
pembelajaran didalam berbagai variasi metode pembelajaran diatas perlu nampak.
Terdapat 2 (dua) faktor yang dimungkinkan menyebabkan
tidak optimalnya guru dalam melakukan variasi pengajaran didalam kelas antara
lain kompetensi dan kesiapan sumber daya yang ada. Rendahnya kompetensi yang dimiliki oleh guru
dalam pemahaman model pembelajaran tentu memberikan efek terhadap pelaksanaan
pembelajaran, pada dasarnya seorang guru perlu memiliki kompetensi profesi yang
memadai, dewasa ini masih banyak guru yang memiliki kompetensi dibawah
kompetensi yang dipersyaratkan, salah satu contoh untuk melihat kompetensi guru
tersebut dapat lihat dari tingkat pendidikan guru tersebut. Yang keudua terkait
dengan fasilitas atau sumber daya yang ada, sumber daya yang dapat dimanfaatkan
pada dasarnya dapat dengan mudah didapatkan. Sekolah sebenarnya dapat
menggunakan fasilitas yang ada dilingkungan sekolah atau masyarakat, asal penggunaannya
tersebut dapat mendukung terhadap pembelajaran.
3.
Penggunaan Teknologi Informasi dalam pembelajaran
Penggunaan Teknologi Informasi dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas pada Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak
terlihat dalam grafik sebagai berikut :
Penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
dewasa ini sudah menjadi sebuah keharusan, akses terhadap layanan televisi,
internet, radio sudah tersedia sampai ke pelosok negeri sekalipun, masyrakat
diberikan kemudahan dalam menangkap akses tersebut. Mungkin hanya daerah
tertentu saja yang memang belum teraliri akses ini, untuk pulau jawa sebagain
besar dapat dikatan akses tersebut mudah didapatkan dimana pun. Terkait dengan penggunaan teknologi informasi
dalam pembelajaran, TIK memiliki peran yang sangat penting dalam
meoptimalisasikan pencapaian tujuan belajar. Baik sebagai bahan atau sumber
belajar penggunaan TIK dalam pembelajaran sangat membantu sekali.
Dalam penggunaan TI dalam pembelajaran dari hasil
analisis yang dilakukan di Kabupaten Lebak menunjukkan bahwa penggunaan
teknologi baik komputer, televisi, internet dan radio masih belum optimal.
Untuk penggunaan komputer dalam proses pembelajaran, sekitar 56% proses
pembelajaran di sekolah Dasar dapat teknologi ini, hal ini menunjukan sesuatu
yang positif bagi sekolah tingkat dasar.
F.
Kesimpulan dan saran
Pemanfatan
sumber daya dalam proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian, hal ini
sangat penting karena akan berpengaruh terhadap upaya pencapaian hasil belajar
siswa karena tidak
semua proses pembelajaran dapat terpantau dengan dengan baik. Untuk itu setidaknya
guru perlu menyadari tentang pentingnya penggunaan berbagai sumber dan metode
dalam proses pembelajaran agar
hasil belajar tercapai. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru terkait dengan pemanfaatan sumber
belajar, penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran dan
penggunaan teknologi informasi dalam menunjang proses pembelajaran di kabupaten
Lebak menjukkan bahwa pemanfaatan buku pedoaman, buku paket dan lembar kerja
sebagai sumber belajar menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyiapkan pelaksanaan pembelajaran sedangkan
pemanfaatan sumber lainnya seperti bahan dari internet masih belum tergali secara optimal. Kemudian dalam penggunaan
metode pembelajaran dalam proses pembelajaran,
guru lebih banyak menitikberatkan
pada model pembelajaran belajar kelompok dan ceramah dan sedikit guru yang
menggunakan metode inovatif lainnya atau metode berbasis projek. dalam
pemanfataan teknologi informasi, sekolah masih minim dalam penggunaan internet,
namun untuk penggunaan perangkat komputer hampir separuh guru dapat menggunakan
teknologi ini dalam pembelajaran.
Upaya
peningkatan kompetensi perlu dilakukan oleh guru dalam upaya pemanfataan sumber
belajar yang lebih optimal. Optimalisasi bahan selain dari buku paket dan
pedoman pembelajaran perlu menjadi perhatian, terutama pemanfaatan sumber
belajar dari dunia maya. Pemanfaatan sumber belajar ini masih sedikit sekali
guru yang mengoptimalkannya. Oleh sebab itu perlu diberikan fasilitasi kepada
guru baik berupa peningkatan kompetensi maupun akses kemudahan dalam
mendapatkan sumber belajar tersebut oleh sekolah maupun dinas pendidikan
terkait. Selain itu juga peningkatan kompetensi guru juga perlu diarahgkan
kepada pemahaman dan kreatifitas guru di kelas dalam penerapan metode
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
G.
Daftar Pustaka
Colin Marsh. (1996). Handbook
for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia
Pry Limited
Sardiman,
A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta:
Rajawali.
Arsyad, Azhar (2007). Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Reeves, T.C. (1998). The Impact
of Media and Technology in School, a Rresearch Report
Rulam. (2009). Peranan
Teknologi Informasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Info Diknas.com.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (1990). Media
Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru
Usman, M Basyiruddin dan Asnawir. (2002). Media
Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers
Colin
Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers.
Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar